Indonesia di Era Pergerakan Nasional
Pendahuluan
Sejarah Indonesia kelas 11 membawa kita pada era yang sangat penting: Pergerakan Nasional. Periode ini, yang berlangsung dari awal abad ke-20 hingga proklamasi kemerdekaan, merupakan masa kebangkitan kesadaran nasional dan perjuangan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Memahami dinamika pergerakan nasional sangat krusial untuk mengerti akar kemerdekaan Indonesia dan tantangan yang dihadapi bangsa ini dalam membangun identitasnya.
A. Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional
Pergerakan Nasional tidak muncul secara tiba-tiba. Ia merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling terkait dan memperkuat satu sama lain.
-
Faktor Internal:
- Kenangan Kejayaan Masa Lalu: Ingatan akan kemegahan kerajaan-kerajaan Nusantara seperti Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram membangkitkan semangat untuk meraih kembali kejayaan tersebut.
- Penderitaan Akibat Penjajahan: Eksploitasi ekonomi, penindasan politik, dan diskriminasi sosial yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda memicu kebencian dan keinginan untuk merdeka. Sistem kerja paksa (rodi), tanam paksa (cultuurstelsel), dan berbagai kebijakan yang merugikan rakyat menjadi bara api perlawanan.
- Munculnya Golongan Terpelajar: Kebijakan Politik Etis yang diterapkan oleh Belanda pada awal abad ke-20, meskipun memiliki motif terselubung, membuka kesempatan bagi sebagian kecil pribumi untuk mengenyam pendidikan. Golongan terpelajar inilah yang kemudian menjadi motor penggerak pergerakan nasional. Mereka memiliki kesadaran politik yang tinggi dan mampu mengorganisasikan perjuangan.
- Pengaruh Perkembangan Ideologi: Masuknya ideologi-ideologi baru seperti nasionalisme, demokrasi, dan sosialisme dari Barat memberikan inspirasi dan arah bagi perjuangan kemerdekaan.
-
Faktor Eksternal:
- Kemenangan Jepang atas Rusia (1905): Kemenangan ini membuktikan bahwa bangsa Asia mampu mengalahkan bangsa Eropa, membangkitkan rasa percaya diri bangsa-bangsa terjajah di Asia.
- Perkembangan Nasionalisme di Negara Lain: Gerakan nasionalisme di negara-negara seperti India, Filipina, dan Turki memberikan inspirasi dan contoh bagi perjuangan kemerdekaan di Indonesia.
- Perkembangan Teknologi dan Komunikasi: Kemajuan teknologi seperti pers dan telegraf mempermudah penyebaran informasi dan gagasan-gagasan nasionalisme ke seluruh pelosok Nusantara.
B. Organisasi-Organisasi Pergerakan Nasional
Era Pergerakan Nasional ditandai dengan munculnya berbagai organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi-organisasi ini memiliki ideologi, strategi, dan basis massa yang berbeda-beda.
-
Organisasi Awal Pergerakan:
- Budi Utomo (1908): Dianggap sebagai organisasi modern pertama di Indonesia. Didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (Sekolah Dokter Jawa). Awalnya bersifat sosial, budaya, dan pendidikan, namun kemudian mulai bergerak di bidang politik. Budi Utomo menjadi pelopor kebangkitan nasional.
- Sarekat Islam (SI) (1912): Awalnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang bertujuan melindungi kepentingan pedagang Islam dari persaingan dengan pedagang Tionghoa. Kemudian berkembang menjadi organisasi politik yang besar dan memiliki pengaruh yang luas di kalangan masyarakat Islam. Tokoh pentingnya adalah H.O.S. Tjokroaminoto.
- Indische Partij (IP) (1912): Didirikan oleh tiga serangkai: Douwes Dekker (Setiabudi Danudirja), Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). IP merupakan organisasi politik pertama yang secara tegas menuntut kemerdekaan Indonesia. Keberadaan IP tidak bertahan lama karena para pemimpinnya ditangkap dan diasingkan oleh pemerintah kolonial.
-
Organisasi dengan Ideologi Nasionalis:
- Partai Nasional Indonesia (PNI) (1927): Didirikan oleh Soekarno. PNI menjadi partai politik yang sangat berpengaruh dan memiliki tujuan jelas untuk mencapai Indonesia merdeka melalui prinsip "Self-Help" (menolong diri sendiri). PNI menekankan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Partindo (Partai Indonesia) (1931): Merupakan pecahan dari PNI setelah Soekarno ditangkap dan dipenjara. Dipimpin oleh Sartono, Partindo meneruskan perjuangan PNI dengan strategi yang lebih radikal.
-
Organisasi dengan Ideologi Islam:
- Muhammadiyah (1912): Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah fokus pada bidang pendidikan, sosial, dan dakwah Islam. Muhammadiyah berperan penting dalam memajukan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
- Nahdlatul Ulama (NU) (1926): Didirikan oleh K.H. Hasyim Asy’ari. NU merupakan organisasi Islam yang berpegang teguh pada tradisi dan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. NU berperan penting dalam menjaga identitas Islam di Indonesia.
-
Organisasi dengan Ideologi Komunis:
- Partai Komunis Indonesia (PKI) (1920): Awalnya bernama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV). PKI menjadi partai komunis pertama di Asia. PKI sempat melakukan pemberontakan pada tahun 1926, namun gagal dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah kolonial.
C. Strategi Perjuangan Pergerakan Nasional
Organisasi-organisasi pergerakan nasional menggunakan berbagai strategi untuk mencapai tujuan kemerdekaan.
-
Strategi Kooperasi:
- Bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda dengan harapan dapat mempengaruhi kebijakan dan mendapatkan konsesi politik. Strategi ini dianut oleh organisasi seperti Budi Utomo dan sebagian anggota Sarekat Islam. Mereka berupaya untuk duduk di Volksraad (Dewan Rakyat) dan menggunakan lembaga tersebut sebagai wadah untuk menyuarakan aspirasi rakyat.
-
Strategi Non-Kooperasi:
- Tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial dan memilih untuk melakukan perjuangan di luar sistem pemerintahan. Strategi ini dianut oleh organisasi seperti PNI dan Partindo. Mereka melakukan propaganda, demonstrasi, dan aksi-aksi massa untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan menekan pemerintah kolonial.
-
Strategi Radikal:
- Menggunakan cara-cara kekerasan dan pemberontakan untuk mencapai kemerdekaan. Strategi ini digunakan oleh PKI dalam pemberontakan tahun 1926. Namun, strategi ini gagal dan justru memperburuk keadaan.
D. Peran Pemuda dalam Pergerakan Nasional
Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam pergerakan nasional. Mereka menjadi motor penggerak organisasi-organisasi pergerakan dan mempelopori berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat nasionalisme.
-
Sumpah Pemuda (1928):
- Merupakan tonggak penting dalam sejarah pergerakan nasional. Ikrar Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda dari berbagai daerah menegaskan tekad untuk bersatu sebagai bangsa Indonesia, bertanah air satu, dan berbahasa satu: Indonesia. Sumpah Pemuda menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa.
-
Organisasi Kepemudaan:
- Munculnya berbagai organisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, dan lain-lain menunjukkan semangat persatuan dan kesatuan di kalangan pemuda. Organisasi-organisasi ini menjadi wadah bagi para pemuda untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan merencanakan strategi perjuangan.
E. Dampak Pergerakan Nasional
Pergerakan Nasional memiliki dampak yang sangat besar bagi bangsa Indonesia.
-
Meningkatnya Kesadaran Nasional:
- Pergerakan nasional berhasil membangkitkan kesadaran nasional di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat mulai menyadari bahwa mereka adalah satu bangsa yang memiliki hak untuk merdeka.
-
Terbentuknya Persatuan dan Kesatuan Bangsa:
- Pergerakan nasional berhasil menyatukan berbagai kelompok masyarakat dari berbagai daerah, suku, agama, dan golongan. Persatuan dan kesatuan ini menjadi modal penting dalam perjuangan kemerdekaan.
-
Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia:
- Pergerakan nasional berhasil mempersiapkan bangsa Indonesia untuk menghadapi kemerdekaan. Organisasi-organisasi pergerakan nasional telah melatih kader-kader pemimpin bangsa dan merumuskan ideologi serta strategi pembangunan bangsa.
Kesimpulan
Pergerakan Nasional merupakan periode penting dalam sejarah Indonesia. Melalui perjuangan yang panjang dan berliku, bangsa Indonesia berhasil meraih kemerdekaan. Memahami sejarah pergerakan nasional sangat penting untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, semangat nasionalisme, dan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat perjuangan para pahlawan pergerakan nasional harus terus kita warisi dan jadikan inspirasi dalam membangun Indonesia yang lebih baik.